PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF DALAM KEBERHASILAN DIKLAT

Kabupaten Banyumas

oleh : GOTO KUSWANTO - WIDYAISWARA MADYA KANTOR DIKLAT KABUPATEN BANYUMAS

Abstack

Strategi penerapan metode pembelajaran dapat meningkatakan efektivitas dalam proses pembelajaran dan  mencapai tujuan pendidikan dan pelatihan .Keberhasilan suatu diklat ditentukan oleh pemberian materi dan pemilihan metode pembelajaran yang tepat kepada peserta diklat . Pemilihan strategi yang bervariasi dalam pembelajaran  dan tentunya melibatkan peserta diklat disesuaikan dengan kondisi dan kapasitas peserta diklat. Penerapan dan pengembangan metode pembelajaran yang aktif  menentukan keberhasilan  pendidikan dan pelatihan

Katakunci: Strategi penerapan  pembelajaran aktif

A.    Pendahuluan
Dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (Diklat) merupakan proses pembelajaran orang dewasayang memerlukan pendekatan Andragogi karena orang dewasa telah memiliki ilmu dan pengalaman dalam bekerja. Pengalaman diasumsikan bahwa sesuai dengan perjalanan waktu seorang individu tumbuh dan berkembang menuju ke arah kematangan. Dalam perjalanannya, seorang individu mengalami dan mengumpulkan berbagai pengalaman suka duka dalam kehidupan. Dalam hal ini untuk menjadikan seorang individu sebagai sumber belajar yang demikian kaya dan pada saat yang bersamaan individu tersebut memberikan dasar yang luas untuk belajar dan memperoleh pengalaman baru. Oleh sebab itu, dalam Strategi  pembelajaran aktif untuk orang dewasa lebih mengembangkan teknik yang bertumpu pada pengalaman. Dalam hal ini dikenal dengan Proses Belajar Berdasarkan Pengalaman (Experiential Learning Cycle). Hal ini menimbulkan implikasi terhadap pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran.Pemilihan metode pembelajaran yang tepat, dalam hal ini penggunaan berbagai metode pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk melibatkan peserta pelatihan.Pembelajaran bagi orang dewasa harus dibuat menarik sehingga pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan. Bila keadaan ini tercipta maka diharapkan semua peserta siap menerima dan mengembangkan informasi dan ilmu dan bahkan dapat manyelesaikan masalah.Kesiapan Belajar diasumsikan bahwa setiap individu semakin menjadi matang sesuai dengan perjalanan waktu, maka kesiapan belajar bukan ditentukan oleh kebutuhan atau paksaan akademik ataupun biologisnya, tetapi lebih banyak ditentukan oleh tuntutan perkembangan dan perubahan tugas dan peranan sosialnya. Pada seorang anak belajar karena adanya tuntutan akademik atau biologiknya. Namun, pada orang dewasa kesiapan belajar karena tingkatan perkembangan mereka yang harus menghadapi tugas dan fungsi serta peranannya sebagai pekerja atau pemimpin sebuah organisasi. Hal ini membawa implikasi terhadap penggunaanmateri dan  metode pembelajaran dalam suatu Diklat. Tentunya materi dan metode pembelajaran perlu disesuaikan dengan kebutuhan yang sesuai dengan peranan sosialnya.
Efektifitas pelaksanaan suatu diklat dipengaruhi oleh pelaksanaan seluruh komponen yang membentuknya. Salah satu komponennya adalah bagaimana bentuk Perencanaan dan Pengembangan Diklat, termasuk kurikulum yang telah disusun oleh pengelola diklat dan pelaksanaannya  oleh penyelenggara diklat.Kurikulum yang baik disusun bersama-sama dengan penyelenggara dan Widyaiswara berdasarkan Analisa Kebutuhan Diklat yang telah ada.
Widyaiswara dalam menentukan Strategi Metode Pembelajaran sangat mempengaruhi efektifitas pembelajaran untuk mencapai keberhasilan Diklat. Seorang Widyaiswara harus menguasai komunikasi, baik lisan maupun dengan menggunakan bahasa tubuh dan memiliki kepekaan dalam proses pembelajaran. Kita ketahui kurikulum menjadi pusat perhatian Widyaiswara karena Widyaiswara yang banyak memainkan peran pada subsistem kurikulum. Metode yang digunakan dalam pembelajaran sangat berpengaruh terhadap tercapainya tujuan pembelajaran,terutama tujuan untuk mendapatkan perubahan prilaku akhir dari peserta diklat. Ketika Metode Pembelajaran dipilih dan ditetapkan sebaiknya didiikuti oleh alat bantu apa yang sesuai dalam melaksanakan proses pembelajaran. Tidak kalah penting, lay out susunan kursi harus disesuaikan dengan Metode Pembelajaran yang digunakan. Ternyata Metode yang tepat dan alat bantu yang sesuai dapat menambah daya tarik dan minat dari peserta untuk mendalami lagi materi yang disampaikan oleh Widyaiswara.   
Kemampuan  Widyaiswara  sangat menentukan dalam menggunakan metode dan alat bantu pembelajaran tersebut. Penggunaan Metode Pembelajaran yang tepat dapat meningkatan efektifitas pembelajaran.Tentunya metode pembelajaran dipilih yang sesuai dengan jenis diklat  dan tujuan diklat. Metode Teknik Moderasi misalnya,dapat  digunakan dalam pembelajaran.Metode ini dapat menarik minat peserta, selain kertas yang digunakan bewarna juga berpengaruh terhadap daya serap peserta. Dengan melihat susunan kertas-kertas di dinding, peserta dapat membayangkan lagi apa saja yang telah dilihatnya. Ternyata daya tangkap lebih tinggi  dengan cara melihat dibanding mendengar. Selain itu, peserta juga tanpa sadar telah melakukan Mind Mappingsehingga bisa membayangkan kembali apa yang telah dilihat dan dibacanya sehingga dapat terekam lama dalam fikirannya. Keunggulan metode ini juga dapat mengatasi rasa jenuh dan penasaran bagi peserta, selain itu juga dapat digunakan apabila ruangan tanpa aliran listrik.Namun, pemilihan Metode Pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan Diklat, agar tercapai keberhasilannya.
Dalam hal ini diharapakan agar para Widyaiswara yang akan mengajar, terlebih dahulu harus mengetahui tujuan diklat dan dapat memilihserta menggunakan penerapan strategi dalam metode yang tepat dalam pembelajaran sehingga pembelajaran lebih effektif dan keberhasilan Diklat dapat tercapai.

B.    Pembelajaran Andragogi

Proses belajar manusia berlangsung hingga ahkir hayat (long life education).Ada korelasi negatif antara pertambahan usia dengan kemampuan belajar orang dewasa. Artinya, setiap individu orang dewasa, makin bertambah usianya, akan semakin sukar baginya belajar (karena semua aspek kemampuan fisiknya semakin menurun). Misalnya daya ingat, kekuatan fisik, kemampuan menalar, kemampuan berkonsentrasi, dan lain-lain semuanya memperlihatkan penurunannya sesuai pertambahan usianya pula. Menurut Lunandi (1987), kemajuan pesat dan perkembangan berarti tidak diperoleh dengan menantikan pengalaman melintasi hidup saja. Kemajuan yang seimbang dengan perkembangan zaman harus dicari melalui pendidikan.
Menurut Verner dan Davidson dalam Lunandi (1987) ada enam (6) faktor yang secara psikologis dapat menghambat keikutsertaan orang dewasa dalam suatu program pendidikan:
  1. Dengan bertambahnya usia, titik dekat penglihatan atau titik terdekat yang dapat dilihat secara jelas mulai bergerak makin jauh. Pada usia dua puluh tahun seseorang dapat melihat jelas suatu benda pada jarak 10 cm dari matanya. Sekitar usia empat puluh tahun titik dekat penglihatan itu sudah menjauh sampai 23 cm.
  2. Dengan bertambahnya usia, titik jauh penglihatan atau titik terjauh yang dapat dilihat secara jelas mulai berkurang, yakni makin pendek. Kedua faktor ini perlu diperhatikan dalam pengadaan dan pengunaan Metode dan alat bantu pembelajaran.
  3. Makin bertambah usia, makin besar pula jumlah penerangan yang diperlukan dalam suatu situasi belajar. Kalau seseorang pada usia 20 tahun memerlukan 100 Watt cahaya, maka pada usia 40 tahun diperlukan 145 Watt, dan pada usia 70 tahun seterang 300 Watt baru cukup untuk dapat melihat dengan jelas.
  4. Makin bertambah usia, persepsi kontras warna cenderung ke arah merah daripada spektrum. Hal ini disebabkan oleh menguningnya kornea atau lensa mata, sehingga cahaya yang masuk agak terasing. Akibatnya ialah kurang dapat dibedakannya warna-warna-warna lembut. Untuk jelasnya perlu digunakan warna-warna cerah yang kontras dan pemilihan alat-alat peraga.
  5. Pendengaran atau kemampuan menerima suara berkurang dengan bertambahnya usia. Pada umumnya seseorang mengalami kemunduran dalam kemampuannya membedakan nada secara tajam pada tiap dasawarsa dalam hidupnya. Pria cenderung lebih cepat mundur dalam hal ini daripada wanita. Hanya 11 persen dari orang berusia 20 tahun yang mengalami kurang pendengaran. Sampai 51 persen dari orang yang berusia 70 tahun ditemukan mengalami kurang pendengaran.
  6. Kemampuan untuk membedakan bunyi makin berkurang dengan bertambahnya usia. Dengan demikian, bicara orang lain yang terlalu cepat makin sukar ditangkapnya, dan bunyi sampingan dan suara di latar belakangnya bagai menyatu dengan bicara orang. Makin sukar pula membedakan bunyi konsonan seperti t, g, b, c, dan d.
Pendidikan dan pelatihan bagi orang dewasa bertumpu pada partisipasi peserta berdasarkan pengalaman yang dimiliki.Dalam proses pembelajaran, peserta akan berinterakasi dengan widyaiswara dan bahkan dengan penyelenggara. Walaupun peseta dengan posisinya, namun mereka telah memiliki pengetahuan yang memadai ditambah pengalaman yang cukup banyak sesuai dengan perkembangannya sebagain orang dewasa. Dalam proses pemebelajaran, ketiga komponen saling melakukan evaluasi terhadap semua aspek dalam penyelenggaraan diklat.
Evaluasi yang dilakukan seharusnya dijadikan rujukan untuk perbaikan dan melakukan perencanaan dan pengembangan diklat. Banyak diklat yang telah dilaksanakan tetapi belum  mencapai tujuan dan sasaran. Padahal sebuah  diklat memerlukan biaya yang cukup besar dan keadaan ini harus diperjuangkan untuk mendapat persetujuan pemangku kepentingan.
Mencapai keberhasilan suatu Diklat tidak hanya tergantung dari kurikulum, tetapi bagaimana menciptakan Iklim pembelajaran yang kondusif. Iklim yang kondusif itu diciptakan secara bersama-sama antara penyelenggara, peserta dan widyaiswara /fasilitator. Ada beberapa hal pokok yang dapat dilakukan dalam upaya menciptakan dan mengembangkan iklim dan suasana yang kondusif untuk proses pembelajaran. Adanya rasa saling percaya dan menghargai dari satu unsur dengan unsur lainnya dari sebuah Diklat.Perlu dijalin komunikasi yang baik antara penyelenggara, widyaiswara dan peserta diklat, sehingga perencanaan dan pengembangan Diklat dapat dilaksanakan.

C.    Strategi penerapan Metode Pembelajaran Orang Dewasa

Metode Pembelajaran yang diterapkan pada orang desawa lebih kepada pembelajaran partisipatif dan ini merupakan fenomena yang sedang tumbuh dan berkembang saat ini  baik pendidikan di sekolah maupun  di luar sekolah.Prinsip pembelajaran partisipatif bertitik tolak pada peran peserta dan berdasarkan kebutuhan belajar.
Sesuai dengan perkembangan hidup manusia,bertambahnya umur dan pengalaman, manusia dewasa mengikuti diklat lebih pada mengembangkan ilmu pengetahuan dan berorientasi pada pemecahan masalah.  Dalam  pendidikan dan pelatihan, bukan saja meningkatkan pengetahuan, tetapi dapat juga mengembangkan sekaligus dapat memecahkan masalah dalam kehidupan pribadi maupun oraganisasi. Oleh karena itu metode pembelajaran yang digunakan pada pendidikan orang dewasa  harus disesuaikan dengan maksud dan tujuan diklat.
Dalam menentukan metode pembelajaran,seorang widyaiswara sebaiknya mendapat informasi dari penyelenggaratentang siapa calon peserta, jumlah peserta dan tujuan diklat, sehingga widyaiswara yang akan mengajar telah mempersiapkan  diri  mulai dari bahan ajar, metode pembelajaran termasuk perlengkapan bahan dan alat pendukung.
Pemilihan strategi  pembelajaran berdasar kondisi orang dewasa dan disesuaikan dengan kapasitas peserta apakah diklat itu diperuntukkan bagi para staf ataukah bagi level pimpinan.Peserta adalah orang dewasa yang mempunyai berbagai latar belakang pendidikan,pengalaman dan berbagai tingkat umur.Pembelajaran orang dewasa tidak akan mungkin berkembang apabila meninggalkan ideal dasar orang dewasa sebagai pribadi yang mampu mengarahkan diri sendiri. Penggunaan metode pembelajaran  yang partisipatif yaitu memiliki potensi dan gaya belajar dengan melibatkan aktivitas mental dan fisik, dapat berpartisipasi untuk saling belajar, belajar sebagai wahana demokratisasi dan saling menghargai kebersamaan dan perbedaan serta mampu menggunakan metode pembelajaran berdasarkan pengalaman belajar.Sehingga perlu kejelian dalam menentukan dan memilih metode pembelajaran untuk keberhasilan diklat.
Untuk orang dewasa dengan level staf, pemilihan metode pembelajaran berbeda dengan orang dewasa dengan level pimpinan. Selain itu pemilihan alat bantu pembelajaran dapat dilihat dari usia rata-rata peserta.Apa yang dikatakan Verner dan Davidson dalam Lunandi (1987),faktor yang secara psikologis dapat menghambat keikutsertaan orang dewasa dalam suatu pendidikan dan pelatihan. Keadaan ini akan berimplikasi pada pemilihan metode dan teknik pembelajaran dan alat bantu pembelajaran. Pemilihan metode  pembelajaran juga dilihat dari maksud dan tujuan Diklat misalnya untuk  mengubah prilaku akhir atau untuk meningkatkan aspek kognitif, afektif serta psikomotoriknya. Metode-metode pembelajaran dalam penggunaanya mempunyai  keunggulan dan kelemahan masing-masing. Widyaiswara sangat berperan dalam menentukan dan menggunakan variasi dari beberapa metode pembelajaran dalam sebuah Diklat. Dengan pemilihan metode pembelajaran yang tepat untuk peserta dengan mempertimbangkan baik dari sisi umur dan kapasitas peserta serta tujuan pembelajaran, maka pembelajaran menjadi efektif dan keberhasilan diklat akan tercapai.

D.    Penutup

      Stretgi dalam penerapan metode pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran orang  dewasa dapat diterapkan apabila diyakini bahwa peserta diklat adalah pribadi-pribadi yang mempunyai pengalaman dan kematangan, dapat mengarahkan diri mereka sendiri, mengerti diri sendiri, dapat mengambil keputusan untuk sesuatu yang menyangkut dirinya. Pembelajaran orang dewasa tidak akan mungkin berkembang apabila meninggalkan ideal dasar orang dewasa sebagai pribadi yang mampu mengarahkan diri sendiri. Penggunaan metode pembelajaran  yang partisipatif dari beberapa prinsip pembelajaran  yaitu memiliki potensi dan gaya belajar dengan melibatkan aktivitas mental dan fisik, dapat berpartisipasi untuk saling belajar, sebagai wahana demokratisasi dan saling menghargai kebersamaan dan perbedaan serta mampu menggunakan metode dan teknik berdasarkan pengalaman belajar.Dengan menguasai dan menggunakan metode dan teknik pembelajaran yang tepat diharapkan peserta dakan memiliki kebanggaan dan senang untuk belajar, senantiasa menggunakan setiap kesempatan untuk belajar, menyadari bahwa penggunaan waktu untuk belajar merupakan investasi penting dan sebagai kunci utama untuk kemajuan diri dan lingkungannya. Effektivitas penerapan metode pembelajaran akan menentukan keberhasilan diklat.


DAFTAR PUSTAKA

Hisyam Zaeni, Bermawy Munthe Sekar Ayu Aryani.  2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani
    
Hamalik,Oemar.1994.Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara.

S Sudjana,D.2001.Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production.

Suprijanto. 2005.Pendidikan Orang Dewasa. Banjarbaru: Bumi Aksara.

Uno,Hmzah B.2007.Model Pembelajaran.Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Gorontalo: Bumi Aksara.


30 08 2012 14:56:09