SMP N 1 Baturraden Sukses Kurangi Limbah Plastik
SMP N 1 Baturraden Sukses Kurangi Limbah Plastik
BANYUMAS : Hampir sebulan kebijakan sekolah, melarang pedagang di kantin menggunakan plastik sebagai bungkus dan makanan serta makanan dengan menggunakan perasa, pewarna dan pengawet, berjalan. Namun dampak dari kebijakan tersebut sudah sangat terasa. Tumpukan sampah plastik, yang biasanya mendominasi tempat-tempat sampah, hampir 95 persen berkurang.
Kepala Sekolah SMP N 1 Baturraden Herry Nuryanto Widodo mengatakan, pihaknya sudah mencoba berbagai alternatif untuk mengurangi sampah plastik. “Kebijakan pedagang di kantin sekolah, dengan tidak menggunakan plastik, dan diganti dengan siswa maupun guru membawa alat makan dan minum sendiri berjalan dengan baik, dan terbukti efektif,” katanya Sabtu (29/10/2016).
Semua warga sekolah baik siswa maupun guru, jika ingin membeli makanan dan minuman di kantin sekolah, mereka menggunakan piring dan gelas sendiri. “Sekarang guru pun tidak malu membeli makanan dan minuman dengan membawa alat sendiri. Jika mereka tidak membawa alat makan dan minum, pedagang menyediakan piring dan gelas dan hanya bisa dimakan dikantin,” jelasnya
Banyak keuntungan yang diperoleh dari kebijakan ini, selain sukses mengurangi sampah plastik, para pedagang juga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli plastik. “Yang lebih penting anak-anak mempunyai kebiasaan baik, setelah makan dan minum mencuci alat sendiri, berhati-hati dengan penggunaan plastik, dan kami berharap kebiasaan ini akan dibawa dirumah,” tambahnya.
Sandi Oktavian salah satu dewan penggalang sangat mendukung program sekolah. “Kegiatan ini bagian dari progam kami dalam kegiatan lingkungan, dan merupakan pengamalan dasa darma pramuka yang kedua yaitu cinta alam dan kasih saying sesama manusia,” katanya.
Wanto salah satu pedagang juga mengaku beruntung dengan kebijakan ini. “Selain mengurangi biaya untuk membeli plastik, juga kebersihan kantin lebih terjaga,” katanya.
Kantin Sehat
Selain larangan penggunaan plastik, pedagang juga dilarang menggunakan perasa, pewarna dan pengawet. Menurut kepala sekolah ini untuk menjamin agar makan yang dijual, sehat untuk anak-anak.
“Selain itu pedagang yang ada disekolah, menjual makanan dan minuman yang berbeda, agar tidak terjadi persaingan dan anak bebas memilih makanan yang diinginkan,” pungkas Herry.
Senin, 31 Oktober 2016